11/13/2012

Rindu


Hello, aku kangen kalian semua. There’s no reason to say sad or something bad here.  Ayo kita berbagi cerita disini dengan segala macam gundah yang kalian rasain. Jujur, ingin sekali berbagi segala macam yang telah terjadi dalam hidupku tiga bulan terakhir. Aku merasa telah berabad-abad tak menjamah blog ini. Seperti rumah angker yang tak berpenghuni dipenuhi dengan tumbuhan rambat yang memenuhi pagar dan dinding.
Berbicara tentang tumbuhan rambat yang memenuhi pagar dan dinding. Apakah kalian tidak merasa iba? Jujur, hatiku menjerit. Tidakkah itu suatu penganiayaan. Suatu bangunan dirusak, kembali di bangun dan berakhir mengenaskan. Bangunan yang terabaikan, ditinggalkan, tak bermakna dan hampa. Sakit lhoh lihatnya.  Bangunan itu merasa sendiri, hanya berteman angin dan debu. Sebal dengan cemooh orang tentang segala sesuatunya. Mungkin jika dia bisa berteriak, dia akan meneriaki debu dan angin agar membawanya pergi ke manapun agar menghilang dari sana. Mungkin Bnagunan itu sedang merindukan atau sangat merindukan si empunya.
Rindu, aku mempunyai sebuah puisi untuk sang kekasih yang senantiasa menantiku di seberang sana.

Kekasihku, Sendiri.

Sendiri menapak cita
Sendiri menapak mimpi
Bertemankan Do’a


Sendiri bukanlah obsesi
Bukanlah pesimisme
Bukanlah konsep ataupun teori


Sendiri membawaku pada canda
Membawaku pada tawa
Dan membawaku pada-Nya
Bisik  kesendirian membuatku sepi
Terkadang membuatku bising
Tak pantang membuatku menjerit akannya


Garisku bersamanya?
Pembicaraan yang terlalu naïf!
Berjalan dengan kesendirian tak ujung memberi nyaman


Tunggulah aku diseberang sana
Membawa cinta yang telah kau tanam
Rajutan cinta telah tertata rapi
Dengan janji, Ribuan janji
Meskipun takut tertipu dengan angin belaka…
^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar