2/15/2014

Tamosa


Hai, hari ini adalah sabtu. Menurut gue, sabtu adalah hari yang sangat pendek. Karena dia adalah awal dari weekend. Dan sekolah maupun instansi pemerintah banyak yang libur, artinya hari libur sebelum hari minggu.
Hari ini gue pergi lagi ke Jl.Teuku Umar, Bojonegoro. Kalian tau nggak gue ngapain? Bener sekali! Gue jualan lontong. Jangan bercanda, nggaklah. Gue pergi kencan. Yah walaupun sebenarnya gue kencannya sama C8H10N4O2. Itu adalah rumus molekulnya. Kalian tahu nggak siapa dia? Gula? Sembarangan! Bukan, gula kan rumus molekulnya C12H22O11. Nah itu apa? Kalian mau tahu? Dia adalah sesuatu yang memiliki keseksian diatas rata-rata. Wow. Dia adalah kopi. Yaelah, kopi aja pake acara ada molekulnya segala. Terus gue ngapain sama dia? Gue meraba-raba dia, menjejal dia, dan melumuri semua mulut cangkirnya dengan air liur gue. Namanya juga kopi, mau diapain lagi kalo gak diminum sampe abis? Buat bobok? kagak bisa. Tapi, kata salah satu temen gue—orang pati-jawa tengah sana—kopi bisa dipakai buat campuran sambel. Ah what the heck, penasaran sih sama rasanya. Tapi nggak sekarang deh ya.
Yang hebatnya lagi, gue tahu nama cafenya, Tamosa. Akhirnya, setelah dua kali gue ngopi sekarang apal juga nama cafenya. Keren gak tuh, tadi iseng-iseng nanya mas-mas ganteng yang nganterin kopinya, apa arti tamosa?
“Mas, permisi. Mau nanya. . .” Masnya senyum seribu pepsod*nt dan aku syok, giginya putiiiiihh maaan! “Arti Tamosa apa sih, mas?” Kemudian muka masnya yang tadi sebelum gue nanya bersinar seperti rihanna, nah setelah gue tanya, mukanya jadi ijo, macam nahan cepirit aja.
“Eh. . . gatau, mbak. Permisi” Kemudian mas-nya pergi. Itu adalah jawaban yang paling bikin kalian gemas, ingin mencongkel gigi masnya. Iya kan? Sama aja kayak kalian nanya ke pacar kalian “Ehm, sayang, aku artinya apa sih buat kamu?” Kemudian pacar loe jawab “Eh. . . gatau, kamu siapa ya?” dan loe langsung ayan saat itu juga. Gue juga sering sih jawab pertanyaan yang juga dengan “Gatau, mana kutahu, ah tanya aja sama google” Grrrr, at least masih kasih alternatif lah. Walaupun bocah TK juga bisa jawab macam gitu. Oke, kita lupain aja arti Tamosa yang semakin menyebar virusnya kemana-mana.
Balik lagi, gue kali ini beli Cappucino hangat sama coffucino ice cream (Coffe cappuccino ice cream). 

Sungguh hangat dihari hujan. Sebenarnya gue gak sepenuhnya sendiri. Adek gue ikutan. Dia makan ayam sama orange squash. Yah, gak ganggu kencan gue. Dia cukup lahap makan ayamnya, sampe-sampe tulangnya juga dimakan, gue bingung sebenarnya apa maksud dia makan tulang ayam? Oke lupakan saja.  
Gue minum es krim kopi capucino dulu, setelah abis, baru cappuccino hangatnya. Dan subhanallah, buihnya menggoda. Oke selesai. Hujannya makin deras, btw. Jadi gue sama adek ngendon di kafe, nunggu hujannya reda, pasti. Gue gak ada kerjaan. Adek gue mulai bosan duduk di kursinya, dia pergi ke teras kafe, masih ada kanopinya sih, jadi dia gak kehujanan. Dan kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya? Adek gue joget, Ya Allah, malunya hamba. Ini adalah muka dia sebelum joget-joget di teras kafe.


 Maksud dia apa coba joget-joget? Yaelah, ini pasti gegara lagu ‘pokoke joget’ sialan itu. Ah, gue pura-pura gak kenal sama dia. Kemudian lagunya ganti owlcity yang Angel. Dan dia ikutan nyanyi? Super sekali dia bisa lagunya owlcity, oke gue gak malu lagi punya adek kayak dia, meski sering malu-maluin sih. ha ha ha ß itu ketawa loh ya. Kalian jangan ngira itu nangis.

Entah hujannya sudah selesai, atau adek gue yang joget-joget tadi penyebab berhentinya hujan, yang jelas, gue langsung pergi setelah hujannya berhenti, tentu saja sama adek gue. Naik motor, dan kita pulaaaaaaang. Sampai ketemu lagi, Tamosa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar