There is nothing special about this day. But I always have had a funny story with my friend who's always with me (often) in saturday. Not only comes once, twice, three times, or i don't know, can't count it for exactly number of.
Yah sebenarnya lucu disini bukan yang ngakak sampe guling-guling atau yang sampe ngebangunin mumi raja fir'aun saking lucunya. Bukan yang bikin nangis terharu karena ketawa terus. Lucu disini tuh ya lucu aja kenapa sering banget kita jalan pas malam minggu. Malamnya orang pacaran (katanya). Yaudah deh malamnya siapa gak peduli. Malamnya jomblo, malamnya korban pehape, malamnya tukang gantungin (hubungan), terserah deh ya. Yang jelas malem minggu itu emang epik, efek stigma masyarakat.
Yang bisa keinget sama kepala ini, terjadi beberapa bulan lalu pas malem minggu, i ate dinner with her, then we realized that it was saturday night and there ware too many couples around us. Aaaaak *embeeek*. Then, yauda lah ya, so what gitu loh.
Efek anak kosan yang merindukan pelukan. Efek anak kosan yang kerap kesepian, karena setiap hari dipeluk cuman sama tuga. Hellowwwww cian amat. Akhirnya chit chat bareng temen adalah bukan hal yang salah. Tapi menyadari hari itu malem minggu adalah setelah berjam-jam menguap dengan bahasan yang sangat kawul-kawul. Trus tadi pagi, lagi-lagi yang entah ke-berapa kali, seharian habisin hari sabtu dengan my bestiests and sure it was just cute day. Pagi sih jalan biasa, nemenin Alya ke travel agent buat urus visa, kita tuh bener-bener yang gatau jalan, cuman pasrah sama plak arah di setiap perempatan lampu merah. Dan puji syukur, ruko warna kuning kita temui tanpa tersesat dan nyasar (seperti biasanya). Rasanya itu seperti kalian abis lahiran nemuin ruko travel agent itu. Wait wait ini yang pernah lahiran siapa ya btw? No one. Ya mungkin legaaaaaaaaaaaa gitu yaaaa.
Habis ngurus berkas di travel agent. Kita langsung cuuuuus nyari makan, maklum, perut itu memang prioritas utama biar mikirnya normal. Oke ambil uang ke ATM dulu, dan kejadian yang tidak diinginkan terjadi, pas lepas helm dari kepala, tangan licin, helm terlepas dari pegangan dan kebanting ke lantai semen dan penutupnya pecah jadi dua jadi terpaksa sekalian lepas itu penutup dan buang ke sampah dan well, just so you know, my helmet now is more like an old peci. Setelah beres kita lanjuuuuuuuutttttttt, dan hampir sejam nyari tempat makan yang didapet adalah cuman keliling tempat (baru) yang gak tau dimana ada tempat makan.
"Al, aku udah laper"
"Iya aku juga. Baiklah, ntr kalo nemu tempat makan pertama setelah belokan. Berarti kita makan disitu. Apapun."
". . ."
Akhirnya kita makan di warung Bu Hartati. Amoy gitu deh ibunya, tapi ini udah nenek-nenek ya. Kita pesen ayam bakar solo dua, dan minum jeruk nipis. Then we waited for the order come. Then do you know what happened? Ayam bakar solo berubah menjadi gudeg. Ah mungkin salah denger ibuknya, jadi kita makan aja (dengan sedikit terpaksa dan sedikit kecewa) sampe habis. Kemudian meminum minumannya sampa habis (juga). Setelah habis, ibunya datang daaaaaan,,,,,
"Yaampun nak, maaaaafffff ibu salahhhhhhhh. Anter gudeng. Padahal pesennya ayam bakar solo." Kita tuh yang langsung liat-liatan dan bareng bilang.
"Oh, gapapa buuuuk. Seriuuuussss" kayak drama-drama gitu deh pokoknya. Mana pake acara gak mau dibayar gitu awalnya. Ternyata ibunya itu lagi banyak pikiran, anaknya lagi ada yang meninggal dunia di Amerika sana, tapi belom di bawa pulang. Yaaaaah, we were sorry to hear that deh ya. Yah tapi akhirnya kita memaksa untuk bayar meskipun tetap gak mau dibayar penuh. Yaudah lah ya
Apakah perjalanan sabtu itu selesai? Tungguuuuuu, kita memutuskan untuk kembali (makan). Ha ha ha. Pangsit (mie ayam) dan es blewah. Dan welllll enaaaaaaaaaaakkkkk. Worth it udah jauh2 jalan gitu. Hahahaha
Mungkin seperti itu deh ya perjalanan sabtu yang bakal jadi kenangan sendiri buat kita. Pertemanan yang well can't described with words only.
Yah sebenarnya lucu disini bukan yang ngakak sampe guling-guling atau yang sampe ngebangunin mumi raja fir'aun saking lucunya. Bukan yang bikin nangis terharu karena ketawa terus. Lucu disini tuh ya lucu aja kenapa sering banget kita jalan pas malam minggu. Malamnya orang pacaran (katanya). Yaudah deh malamnya siapa gak peduli. Malamnya jomblo, malamnya korban pehape, malamnya tukang gantungin (hubungan), terserah deh ya. Yang jelas malem minggu itu emang epik, efek stigma masyarakat.
Yang bisa keinget sama kepala ini, terjadi beberapa bulan lalu pas malem minggu, i ate dinner with her, then we realized that it was saturday night and there ware too many couples around us. Aaaaak *embeeek*. Then, yauda lah ya, so what gitu loh.
Efek anak kosan yang merindukan pelukan. Efek anak kosan yang kerap kesepian, karena setiap hari dipeluk cuman sama tuga. Hellowwwww cian amat. Akhirnya chit chat bareng temen adalah bukan hal yang salah. Tapi menyadari hari itu malem minggu adalah setelah berjam-jam menguap dengan bahasan yang sangat kawul-kawul. Trus tadi pagi, lagi-lagi yang entah ke-berapa kali, seharian habisin hari sabtu dengan my bestiests and sure it was just cute day. Pagi sih jalan biasa, nemenin Alya ke travel agent buat urus visa, kita tuh bener-bener yang gatau jalan, cuman pasrah sama plak arah di setiap perempatan lampu merah. Dan puji syukur, ruko warna kuning kita temui tanpa tersesat dan nyasar (seperti biasanya). Rasanya itu seperti kalian abis lahiran nemuin ruko travel agent itu. Wait wait ini yang pernah lahiran siapa ya btw? No one. Ya mungkin legaaaaaaaaaaaa gitu yaaaa.
Habis ngurus berkas di travel agent. Kita langsung cuuuuus nyari makan, maklum, perut itu memang prioritas utama biar mikirnya normal. Oke ambil uang ke ATM dulu, dan kejadian yang tidak diinginkan terjadi, pas lepas helm dari kepala, tangan licin, helm terlepas dari pegangan dan kebanting ke lantai semen dan penutupnya pecah jadi dua jadi terpaksa sekalian lepas itu penutup dan buang ke sampah dan well, just so you know, my helmet now is more like an old peci. Setelah beres kita lanjuuuuuuuutttttttt, dan hampir sejam nyari tempat makan yang didapet adalah cuman keliling tempat (baru) yang gak tau dimana ada tempat makan.
"Al, aku udah laper"
"Iya aku juga. Baiklah, ntr kalo nemu tempat makan pertama setelah belokan. Berarti kita makan disitu. Apapun."
". . ."
Akhirnya kita makan di warung Bu Hartati. Amoy gitu deh ibunya, tapi ini udah nenek-nenek ya. Kita pesen ayam bakar solo dua, dan minum jeruk nipis. Then we waited for the order come. Then do you know what happened? Ayam bakar solo berubah menjadi gudeg. Ah mungkin salah denger ibuknya, jadi kita makan aja (dengan sedikit terpaksa dan sedikit kecewa) sampe habis. Kemudian meminum minumannya sampa habis (juga). Setelah habis, ibunya datang daaaaaan,,,,,
"Yaampun nak, maaaaafffff ibu salahhhhhhhh. Anter gudeng. Padahal pesennya ayam bakar solo." Kita tuh yang langsung liat-liatan dan bareng bilang.
"Oh, gapapa buuuuk. Seriuuuussss" kayak drama-drama gitu deh pokoknya. Mana pake acara gak mau dibayar gitu awalnya. Ternyata ibunya itu lagi banyak pikiran, anaknya lagi ada yang meninggal dunia di Amerika sana, tapi belom di bawa pulang. Yaaaaah, we were sorry to hear that deh ya. Yah tapi akhirnya kita memaksa untuk bayar meskipun tetap gak mau dibayar penuh. Yaudah lah ya
Apakah perjalanan sabtu itu selesai? Tungguuuuuu, kita memutuskan untuk kembali (makan). Ha ha ha. Pangsit (mie ayam) dan es blewah. Dan welllll enaaaaaaaaaaakkkkk. Worth it udah jauh2 jalan gitu. Hahahaha
Mungkin seperti itu deh ya perjalanan sabtu yang bakal jadi kenangan sendiri buat kita. Pertemanan yang well can't described with words only.
Pipit, Me, Alya, and Tika |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar