5/11/2014

Thank God, Thanks Family

Berterimakasih ke orang tua adalah salah satu bentuk rasa syukur. Rasa syukur karena masih diberi kesehatan. Karena masih diberi kebahagiaan yang demi apapun tidak bisa dibeli dengan uang. Yah meskipun tidak bisa dipungkiri, orang hidup kebanyakan bukan mencari uang dengan kebahagiaan tapi mencari uang untuk kebahagiaan.
Anak pertama, kakak perempuan yang sangat menyayangi keluarganya, meskipun disadari dia tidak begitu dekat dengan keluarganya. Karena keluarganya memang bukan tipe keluarga yang romantis dan konyol, melainkan keluarga yang dingin dan demokratis. Dengan perndidikan agama yang diajarkan oleh orang tua, segenap hati sang kakak perempuan itu mengabdikannya. Menjaga tanggung jawab, rasa kebebasan demokratis yang diberikan orang tuanya kepadanya. Bukankah itu impas? Omong kosong mengatakan impas! Tidak sadarkan berapa uang yang telah orang tuamu keluarkan untuk membiayaimu? Dan kamu masih belum pernah memberi mereka sepeserpun. Oh, meskipun orang tua tidak pernah sama sekali mempermasalahkan hal tersebut, tapi bukankah itu manusiawi membicarakan keuangan keluarga untuk saling tahu bahwa nyari duit itu susah.
Nyari duit itu susah.
Yes, definitely!
Orang tua kakak perempuan itu sering mengatakan,
“Uang yang dikeluarkan untuk kamu adalah memang jatah kamu. Tuhan sudah menyiapkannya buat kamu lewat kami (parents)”
Tapi tetap saja, kakak perempuan itu selalu merasa marah dengan dirinya sendiri, meskipun sudah belajar dan berusaha sebaik-baiknya, tapi tetap saja belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Oh God, forgive that sister to miss her parents everyday. They are the best parents! Only mine. She always love them to the max.
Semoga suatu saat usahanya yang dilakukan selama ini memberikan hasil yang sebaik-baiknya. Baik buat keluarga dan semuanya. Kakak perempuan itu sangat mencintai keluarganya, bahkan dia sering dimarahi karena tidak merawat kesehatan dirinya dan terlalu mementingkan keluarga, karena memang sesungguhnya yang ingin dia bahagiakan adalah keluarganya.
“Lalu bagaimana kamu ingin membahagiakan keluargamu kalau kamu tidak dapat menjaga kesehatan kamu untuk keluargamu?” Kalimat itu yang selalu mengiang di telinga. Sungguh orang tua dimanapun, tidak ada satupun diantara mereka yang ingin anaknya sedih, terluka, dan bahkan menangis. Mereka selalu ingin anaknya bahagia dan tersenyum.
Oh, kakak perempuan itu sekarang sedang menangis. Menangis karena dia menyadari betapa keluarganya sangat mencintai dia. Dia yang selalu merasa ada banyak yang lebih beruntung dari dia. Tapi apakah kalian tahu, diluar sana sungguh terlalu banyak hamba Tuhan yang tidak mendapatkan keberuntungan seperti apa yang kamu dapatkan. Tuhan selalu menyadarkan hambanya dengan beribu jalan yang dimilikinya.

Rasa syukur kepada Tuhan tak pernah bisa dilupakan dengan sisa umur yang tambah tahun tambah kurang, semoga dapat selalu membahagiakan keluarga yang senantiasa menyayangi tanpa pamrih apapun. Tanpa menginginkan bayaran. Perasaan itu sudah alamiah. Bukan senyum yang dipaksakan kepada orang lain hanya untuk mendapatkan pujian atau sesuatu yang duniawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar