…karena
setiap manusia punya warnanya
Manusia bukanlah diciptakan untuk
saling mengerti. Bukan hanya mau untuk dimengerti. Bukankah ketidakadilan ada
untuk kata adil. Yah manusia ada untuk memegang hak, wewenang, dan inginnya
untuk apapun. Karena ketidakbaikan ada untuk kebaikan. Karena keburukan ada
untuk kesempurnaan. Bahwa sesungguhnya tidak ada manusia yang sempurna.
Bukankah setiap manusia punya kelemahan. Lalu untuk apa memaksa jika kamu
memang sudah berusaha.
Manusia lahir dengan keluarganya, baik
itu diketahui ataupun tidak. Baik itu dihardik atau dipuja. Baik itu berada di
atas batas atau di bawah batas bahkan bisa saja berada tepat di batas. Oh Tuhan
terlalu pandai untuk menciptakan keberagaman. Dan sejatinya tidak ada satu
manusia pun yang menyerupai manusia lainnya. Melainkan semua berbeda, meskipun
kembar identik sekalipun. Karena perbedaan ada untuk persamaan dan saling
melengkapi. Keberagaman ada untuk kesatuan dan pegangan bersama. Untuk mosi
saling percaya.
Tapi sadarkan keadaan dunia semakin
menyedihkan. Mengerikan. Menggelisahkan. Menakutkan. Menjerumuskan. Manusianya
pun. Politik terkadang terlalu berkuasa. Perasaan terkadang hanya imbuhan, atau
bahkan kerap kali hanya untuk pelengkap. Tidak terlalu dipermasalahkan. Manusia
selalu mempermasalahkan kekuasaan. Tanpa disadari kekuasaan dan kasta itu
eksis. Meskipun semua mulut membual dengan kata demokratisasi dan holy shit seanak peranakannya. Sulit
mempercayai manusia. Karena otak manusia sudah terkontruksi dengan lingkungan
yang kerap membohongi. Bukankah semua sama, sama-sama merasa khawatir akan
dibohongi.
Omong kosong jika mengagungkan pikiran
positif. Toh kamu punya Tuhan, mintalah pada Tuhanmu. Sesungguhnya Tuhanmu
tidak akan marah mendengarmu meminta dan memohon. Lalu dia akan marah saat kamu
menangis dan berlutut hanya saat kamu seolah sedang diuji. Sementara melupakan
saat kamu bersenang-senang dengan uang dan duniamu. Manusia lebih mementingkan
individunya sendiri lalu untuk apa hidup berdampingan maka itu adalah saatnya
kamu mendekatkan diri pada Tuhan. Karena apa, di Kitab pun sudah tertulis
manusia akan membutuhkan manusia lain untuk menjaga bumi sebagai khalifah
Tuhan. Tapi sayangnya sikap manusia terlalu bejat untuk mengakui keberadaan
Kitab dan lebih angkuh dengan kesibukan dan kesenangannya.
karena
dunia punya kuasanya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar