Kosan
sudah berasa Rumah pas di Surabaya. Ya meskipun berbeda. Tapi buka puasa dan
sahur juga di kosan. Di dalam kamar, sendiri. Sedih? Iya. Sedih nggak di rumah
sih tepatnya. Bukan sedih sahur dan buka sendiri. Itu emang wajar. Orang
sekamar memang sendiri. Ada yang nemenin cuma nggak nampak saja.
Hari
ini kuputuskan untuk ke Gramed. Kemaren Gramex. Yah ngabubuREAD gratis dengan
buku-buku yang segelnya kebuka. ß
Anak kosan deh ya. Sekitar jam 3 lebih dikit tadi berangkatlah diri ini. Keluar
kos. Dengan uang 30 ribu rupiah. Niatnya naik angkot, eh tergiur ada taksi
lewat. Jujur bukan sombong, bukan gak sayang duit atau apalah. Panas banget!.
Dan niat tangan ini melambai ke angkot, eh yang berhenti duluan taksinya. Ah yaudahlah
ya, kasian bapaknya, nanti aku dibilang pehape lagi, kan gak enak. Di dalem
taksi, aseli bapaknya ramah banget, nanyain dari manalah, basa basi pokoknya,
sampai akhirnya nanya,
“Anak
jaman sekarang itu ya, jam-jam segini pada menuhin mall, eh mbak ke gramed. Mau
beli buku” Bapaknya ngelirik kearahku yang memang duduk disamping kursi kemudi.
“Hehe,
nggak cukup pak duitnya buat makan di mall. Saya cuma mau baca buku, lumayan
buat nunggu maghrib.” Kemudian aku berlanjut mainan twitter gak jelas.
“Hati-hati
ya, mbak. Surabaya ini udah nggak kayak dulu lagi. Udah jahat.” Nah loh, aku
terkejut mendapat kata-kata bapaknya, , , aku hendak menjawab tapi bapaknya
lanjutin bicara.
“Sama
keluarganya saja saingan. Sama temennya apalagi. Jangan mudah percaya sama
orang, mbak. Percaya sama gusti Allah aja.” Bapaknya kemudian senyum dan well mendadak aku memahami kata jahat
yang dimaksud bapak ini.
Jahat,
saat dimana kamu dapat berakhir kapan saja, saat kamu bisa dicurangi oleh siapa
saja, keluarga sekalipun, teman sekalipun. Kepercayaan pada seseorang tidak
lagi sesuatu yang sakral, bahkan kerap kali di permainkan. Yang jelas jangan
sekali-sekali mempermainkan kepercayaan Allah yang sangat sakral.
Setelah
terhening beberapa menit. Ternyata taksi sudah berhenti di depan Gramedia Manyar
yang macet mobil rebutan nyari takjil, kayaknya. ß
Bercanda deh. Kemudian aku menghembuskan napas lega. Angka 14950 tertera di
argo taksi, dan segera membayarnya. 15000. Kemudian masuklah ke gramed dengan
pendingin ruangan yang membuatku merapatkan jaket.
Di
lantai dua, subhanallah. Rame ternyata. Pada ngabubuREAD like me lah ya. Kulihat ada diantara mereka yang sedang baca
bukunya Dan Brown ‘Inferno’. Yang bikin aku terbengong adalah beliau yang
sekitar berusia 40 tahunan itu ternyata baru beli. Terbukti dengan bungkus plastik
dan struk pembayaran di pangkuannya. Aku memilih duduk di sofa panjang (sedang)
disamping beliau. Beliau menoleh dan tersenyum hangat. Sayang dikalahkan
dinginnya AC.
Kemudian
aku melanjutkan bacaanku dua hari lalu, Dear Kitty tulisan Anne Frank. Catatan
hidup seorang gadis kecil yang menjadi tawanan Nazi pada masa lalu itu dengan
satu keluarga lain selain keluarganya. Kelaparan dan jengah dengan penjara yang
jauh sangat dari hingar bingar. Aku sebenarnya ingin beli, tapi duit tinggal 15
ribu, buat naik angkot balik lah ya.
Setelah
baca sekitar beberapa bab, aku memutuskan untuk balik ke kos. Kan berbukalah
tepat waktu, dan makanlah saur sesedikit apapun itu, karena kamu akan mendapat
berkahnya disana. Huyeah, I’m ready to back.
Selamat
ngabubuREAD. Selamat mencintai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar