Seringkali
Seringkali aku mendengar mereka menyebut dunia adalah tempat
peristirahatan. Kelak ada masa pertanggungjawaban.
Seringkali terdengar bisikan bahwa dunia itu tempat pencarian.
Kelak ada masa pengembalian barang temuan.
Seringkali dunia dikatakan fana. Kelak ada masa yang sama sekali
tidak bisa diceritakan di masa manapun.
Seringkali dunia disebut menghakimi. Tahukah kelak akan ada masa
penghakiman yang paling berarti.
Seringkali dunia dijadikan sebagai tempat uji coba. Kelak akan
ada masa pengujian tanpa kegagalan.
Seringkali dunia menjadi tempat pelampiasan keinginan. Tahukah
ribuan nyawa melayang tanpa satu pun keinginannya tercapai. Kelak ada masa
pembuktian segala-galanya.
Begitu banyak seringkali dan beribu-ribu seringkali terdengar. Tapi
apa? Seolah dunia ini hanya dunia.
Tahukah kamu yang mengatakan dunia tidak adil, di luar sana ada
yang mengatakan mati-matian dunia itu ajang penegakan keadilan.
Tahukah kamu disana ada begitu banyak pasang mata yang menahan
lelap sampai pukul tiga pagi untuk bertahan hidup dan bangun satu jam
setelahnya? Itu menyakitkan tapi itu nyata dan ada di dunia.
Dunia bukan akhir segalanya, meski disinilah kita kerap
melakukan ‘seringkali’. Meski disinilah kita menghabiskan berjuta liter kopi
dan teh. Meski disinilah kita meraup masa-masa yang entah akan diingat atau
tidak. Pun memecahkan teka-teki akhir usia. Juga menelan kepahitan dan
kesedihan. Kelak akan ada masa paling abadi. Dengan ‘seringkali kebahagiaan’
yang tiada henti mengulum.
Daf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar