Bolehkah aku singgah?
Apakah kau mendengar aku membisikkan namamu, merindumu disela
nafasku?
“Plis, ini sudah dua tahun
lamanya. Tidak bisakah kau melupakannya, Bi?”
“Yaampun sebegitu cintanya
kamu sama dia, Bi?”
“Bi, kayak gaada yang lain
aja lo inget-inget doi mulu!”
Sampai lelah aku mendengarnya. Tapi entah mengapa aku masih saja
mengharapkanmu!
Bagaimana aku bisa lupa dengan caramu menyakitiku? Kau tidak
pernah menyadarinya sebelum membuatku bersedih.
Malam itu,
Aku sedang membuat puding untuk kuberikan padamu keesokan
paginya sekalian berangkat ke kantor, ketika kau menelponku.
-Halo, bi. . .- Suaramu terdengar parau seperti baru bangun tidur. Aku tersenyum
seperti biasanya setiap mendengar suaramu memanggil namaku.
-Iya sayang?-
-Ada yang mau aku bilang ke
kamu,- Lagi, mendengar kalimat tersebut
senyumku semakin lebar saja dibuatmu malam itu memikirkan kamu akan melamarku
seperti janjimu.
-Katakanlah-
-Hai, Libi...- Deg, rasanya jantungku mau lepas dari tempatnya. Ada suara
perempuan. Siapa? Adiknya? Yang kutahu dia hanya punya adik laki-laki. Ibunya?
Suaranya terlalu muda.
-Iya?- Suaraku terdengar sangat pelan, bahkan aku kesulitan
bernafas.
-Sepertinya kamu harus pergi
dari kehidupan Natan, dia barusan melamarku setelah kita menghabiskan dua malam
bersama!- Saking tidak percayanya aku dengan
apa yang barusan kudengar, aku terjatuh dan bersimpuh air mata.
Aku tidak sanggup berkata-kata, selain mendengarnya sampai selesai.
-Kumohon kamu mengerti dan
tidak mengganggu kisah cinta kami lagi. Pergilah yang jauh. Daaaah muaaach.- Tangisku semakin pecah. Bisu tanpa suara. Tubuhku bergetar.
Kepalaku tidak mampu untuk berpikir malam itu.
-Apakah kamu sudah
mendengarnya, Bi? Selamat tinggal. Bahagialah.- Tepat setelah kau mengakhiri kalimatmu, sambungan telepon
terputus. Bagaimana bisa kau menyuruhku bahagia sementara bahagiaku adalah
bersamamu.
Hingga dua tahun berlalu. Aku tidak bisa lupa. Bagaimana
kejamnya caramu memutus hubungan denganku. Bagaimana kamu menganggap aku hanya
batu yang diam saja. Sekarang, bolehkan aku singgah? Menyubit sedikit
kebahagiaan kalian!
Next! Wait next week!
Libi yang semakin kuat dan
terlatih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar