3/08/2018

Selamat Hari Perempuan



Apa arti tanggal itu? Bukankah dia sama dengan tanggal 8 lainnya? Tidak. Banyak sejarah dibalik tanggal itu. Banyak tragedi yang terjadi dibelakang tanggal itu. Banyak kisah yang disembunyikan dibalik tanggal itu. 

Lalu kapan saatnya mengungkap sejarah yang kadang sengaja ditutup-tutupi itu? Kapan menguak masa lalu yang selalu dianggap tak tahu diri terus menerus? Apa salahnya kita hanya ingin mengungkap sejarah? Bukannya ingin bertindak seenaknya sendiri. Bukannya ingin sok jadi pahlawan kesiangan yang bangun membawa misi kedamaian untuk peranakan manusia. Tidak. Ini hanya cerita lama sesungguhnya. 

Mari kita tarik benang panjang ke belakang, ke tahun 1908 dimana belasan ribu perempuan melakukan march di kota New York. Setelah sekian lama terjadi opresi terhadap kaum perempuan dan ketimpangan hak yang selalu terjadi di tempat kerja, bahkan mungkin hingga sekarang masih terjadi di daerah yang tidak terjamah. Bukan menyalahkan kaum lelaki atas paham patriarkinya. Ini tentang konstruksi masyarakat--bahkan perempuan itu sendiri--bahwa perempuan itu lebih rendah kedudukannya daripada laki-laki. Di segela lini kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, ekonomi, politik dan bahkan kebebasan berpendapat. 

March yang dilakukan pada tahun 1908 tersebut menjadi titik balik para kaum perempuan untuk menyuarakan hak-hak yang sudah seharusnya mereka miliki. Hingga pada tahun 1913-1914 ada seorang perempuan dari Rusia bernama Sylvia Pankhurst yang akan mengampanyekan tentang hak perempuan di akhir Februari akan tetapi ditunda sampai 8 Maret, namun sayangnya dia ditangkap saat melakukan perjalanan melakukan aksi tersebut. 

Sampai pada beberapa puluh tahun setelahnya, UN di tahun 1975 merayakan Hari Perempuan Internasional/ International Women's Day untuk pertama kalinya dengan hari dan tanggal yang sudah ditentukan terkait tanggal-tanggal bersejarah.

UN telah berupaya bersama beberapa agensi dan organisasi nasional maupun internasional baik pemerintah maupun non-pemerintah dalam sidang dan menyuarakan hak-hak perempuan. UN memberikan porsi yang sama antara perempuan dan laki-laki dalam keterlibatannya untuk pertumbuhan yang berkelanjutan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya dalam scope global.

Jadi, para perempuan yang sudah diperjuangkan haknya oleh perempuan-perempuan terdahulu, tetaplah perjuangkan hakmu sebagai manusia. Jangan biarkan kekerasan kerap menimpa perempuan. Bahkan pada anak-anak yang tidak tahu-menahu salahnya. Masa ketika mereka bertumbuh justru mengalami kekerasan, jangan pernah biarkan itu terjadi.

Jangan biarkan perempuan terus menerus disalahkan perihal pemerkosaan yang terjadi. Bukan salah pakaian. Bukan salah keluar malam. Bukan salah anjing menggonggong. Bukan salah api menyulut. Tolong saling menjaga. Bukan saling menyalahkan. Korban pemerkosaan tidak hanya perempuan. Korban pemerkosaan bahkan memakai pakaian yang jauh dari unproper ketika mengalami kejahatan. Mereka memakai pakaian yang sangat sopan, tidak pulang malam, tapi masih ditikam. Jadi masih menyalahkan perempuan? Apa salah perempuan? Kenapa harus perempuan? Satu-satunya yang dirugikan adalah korban! Pelaku tidak pernah dirugikan. Kita tidak bertingkah sebagai victim atau kalian yang menyebutnya sebagai playing victim, NO! Ini nyata adanya yang dialami korban!

Mari saling menjaga!

#HappyInternationalWomensDay #SelamatHariPerempuan #Happy8thMarch #8March #Womensrightishumansright #Equality #Empowerment 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar