6/12/2014

Unreal

~Unreal you not mean you are bad, all people can you judge as a liar when you don’t believe with them. Unreal me is totally bad cause I knew myself is lying or no~

Bukankah tak menjadi masalah jika perkataan dan hati manusia tak lagi sama? Tentu saja tidak—di mata manusia. Bukan di mata Tuhan.

Terlalu banyak manusia pintar di dunia ini, tak kalah juga yang cerdas. Bagaimana dengan mereka yang tulus? Banyak sekali. Kalau yang pura-pura tulus? Yaampun kenapa berprasangka buruk terhadap ketulusan seseorang? Yang jelas pasti lebih banyak dari yang tulus. Pura-pura, semua orang juga bisa melakukan itu.

Sulit percaya dengan orang lain. Keluarga sekalipun. Meski tak bisa dielak bagaimanapun keluargalah yang paling dekat dengan kita, mempunyai ikatan yang entah itu bisa dikatakan keluarga ordinary or less-ordinary—sorry to say. Namun memang mempercayai dikatakan tak semudah nyebokin kambing yang ngompol.

Selalu merasa semuanya adalah palsu. Saat mengatakan iya, maka merasakan orang itu sedang menyembunyikan tidak. Mereka yang seperti ini adalah mereka yang kerap berpikir pesimis dan negatif. Yah meskipun didalam kitab sudah tertulis untuk khusnudzon yaitu berprasangka baik, karena sesungguhnya akan membuatmu sedikit tenang dan menjauhkan kekhawatiran dan kebimbangan.
Sikap orang tidak ada yang mengetahui, namun keplasuan dalam dirimu dapat dengan medah kau kenali. Kau memiliki alasan untuk melakukan itu. Kau memiliki hak, hanya saja jangan ada hati yang terluka dan tersakiti. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar