Surat, menyenangkan menulis sebuah surat di waktu sekarang. Rasanya seperti berjalan mundur dan meletakkan ponsel—yang menjadi media pengirim surat yang paling cepat kepada penerima sekarang ini. Akan terasa berbeda sensasinya jika menulis surat dengan jari telanjang ditemani tinta dari pulpen. Apalagi mendapat surat dari Tuhan, luar biasa sensasi yang dirasakan. Di Al-qur’an, 144 surat untuk kita, itu adalah dari Tuhan. Luar biasa kan sensasinya? Tentu saja. Tuhan juga menuliskan surat untuk SETIAP manusia di bumi, SURATAN, atau beberapa menyebutnya suratan takdir, atau disebut sebagai qada’ maupun qadar dalam islam.
Apakah
takdir tidak bisa diubah? Siapa bilang tidak? Tidak bisa mengubah takdir yang
sudah terjadi atau sedang terjadi. Ditakdirkan terlahir oleh Ibumu, tidak bisa
protes pada Tuhan untuk mengembalikanmu dan memindahkannya ke rahim orang lain.
Telah tertulis dalam suratan bahwa dirimu akan membaca tulisan ini (sekarang),
tidak bisa kamu membalikkan waktu kembali saat belum membaca ini. Namun, tidak
dipungkiri ada takdir atau suratan Tuhan yang bisa diubah. Apa saja itu? Umur,
rejeki, dan kesehatan.
Umur,
Tuhan menuliskan dalam suratanmu bahwa akan kembali jiwamu padaNya suatu saat
nanti, tapi setiap hari kamu melakukan kebaikan, berbakti pada orang tua,
beramal budi pekerti baik, maka Tuhan akan memberimu umur panjang. Rejeki,
Tuhan yang menuliskan kamu yang menentukan. Saat kamu bekerja di sebuah
perusahaan sebagai karyawan marketing yang rajin, bekerja dengan ikhlas, giat,
cekatan lagi. Kamu tidak pernah mengeluh, dan berusaha dengan keras untuk
memaksimalkan hasil kerja agar perusahaan dapat untung, maka usaha yang kamu
lakukan tidak akan terbang lebas tertiup angin. Karena chief director ternyata melirik cara kerjamu dan kamu diangkat
menjadi staff manager yang lebih baik
karirnya daripada sebelumnya. Kemudian kesehatan, siapa yang akan memilih sakit
jika disana ada pilihan untuk sehat? Tapi Tuhan baik. Tuhan memberi sakit.
Kenapa? Karena Tuhan ingin menunjukkan betapa indah, betapa nikmat, betapa
bahagianya saat sehat. Saat kamu diberi rasa sakit, kamu berusaha untuk
menyembuhkannya, tetap berdoa, memohon kesembuhan, dan kamu sembuh.
Semua
sudah tertulis, ditulis oleh-Nya. Lalu apakah akan kamu protes suratan dari
Tuhan itu? Tak ada satupun orang di dunia ini yang akan memilih sakit dan
mengingkari sehat. Sungguh bersyukur para penerima kesehatan dari Tuhan. Karena
banyak diantaranya yang sedang meringkuk, meringis, menangis, menahan sakit.
Mengeluh diberi rasa sakit? Terkadang ada diantara mereka yang mengatakan
bersyukurlah masih diberi sakit, karena sesungguhnya Tuhan masih perhatian
padamu dan menghapus beberapa dosamu lewat rasa sakit itu karena kamu ikhlas
menjalani sakitmu dengan tetap memohon padaNya. Tapi tidak dapat dibohongi,
manusia terkadang lelah, terlalu lama dengan kesakitan. Terlalu lama dirundung
luka. Padahal segala upaya telah dilakukan untuk menghapus sakit, menghindarkan
luka. Tapi apa daya. Suratan berkata lain.
Wahai
kamu, jangan dengan begitu mudah menyalahkan atau mengatasnamakan sesuatu pada
suratan. Karena suratan bukan sesuatu yang bisa diprotes, dihujat, atau
dipicingkan, bukan. Suratan itu istimewa, khusus Tuhan tuliskan untukmu,
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar