-Pertanyaan
membutuhkan jawaban. Jawaban membutuhkan kritikan. Kritikan membutuhkan subjek.
Subjek membutuhkan objek. Pertanyaan muncul karena keberadaan sebuah objek-
Jawaban
Yes, I am tidak berlaku untuk No, I am not. Begitu pula sebaliknya.
Dapat kita lihat pada pertanyaan berikut;
Q:
Apakah anda seorang laki-laki?
A:
Ya. Saya seorang laki-laki.
Maka
tidak berlaku untuk para lelaki mengatakan bukan, aku bukan laki-laki. Lalu
mereka apa? Pria? Cowok? Puhlis itu satu jenis! Sama-sama bukan perempuan.
Begitupun pertanyaan untuk Apakah anda perempuan?. Namun, akan ada saat dimana
jawaban Yes, I am bermakna tidak No, I am not. Misalnya sebagai berikut;
Q:
Apakah anda seorang wanita karir?
A:
Ya. Saya seorang wanita karir.
Maka
belum berarti wanita tersebut bukan seorang ibu rumah tangga. Contohnya juga
diri saya sendiri, dimana saya sangat menyukai makanan, tapi saya bukan chef, bukan mereka yang dapat memasak
apa yang saya sukai—makanan. Saya menyukai fashion, selalu asyik mengusik Paris
Houte Couture, bahkan ribut kalau ada fashion
week, tapi saya bukan fashionista. And
I am not a fashionable. Let’s say
that I am an odd for fashion. But for
real I know what fashion du jure, I know. You guys will think more if
want to buy this or that caused by price. Yah meskipun tidak semua kalangan
mempermasalahkan harga. Namun survey mengatakan bahwa harga menghambat
seseorang untuk membeli barang.
Fashion Design?
Siapa yang tidak terpesona dengan fashion—tentunya yang masuk akal—baru?
Fashion adalah hasil cipta seni seorang desainer yang berasal dari muse nya. Muse adalah mereka yang memberi inspirasi kepada seorang desainer
dalam sebuah karyanya—dapat berupa benda hidup (manusia), tempat, atau makanan.
Namun terkadang fashion menghambat seseorang untuk bergerak. Dalam segala
sesuatu memang dibutuhkan adanya opportunity
cost (di salah satu mata kuliah yang aku ambil menyebutkan demikian) dimana
jika ingin mendapatkan sesuatu maka harus ada yang dikorbankan. Mencintai
fashion bukan berarti mereka semua fashionable.
Bisa saja mereka hanya menyukai-mengagumi-memuja sang-mode-baru yang memang
selalu memikat. Style itu punya
harga. Dig the point on them. But
wait guys, ada sebuah quote yang akan
membuat kalian tercekik,
“Fashion is not something that
exists in dresses only. Fashion is in the sky, in the street, fashion has to do
with ideas, the way we live, what is happening.” (Coco
Chanel)
Aku
bukan seorang yang fashionable. Hellowww siapa yang tidak tahu Alexander
McQueen?. Aku selalu sayang dengan karya-karya Dior, Roberto Cavalli, Alice dan
Olivia, Charlotte Licha dengan karya mereka yang segar dan menyenangkan serta
sangat berani berekspresi—itu keharusan. Ah
pasti kalian tahu Stella Jean yang memiliki karya unik dengan kain-kain warna
cerah berbahan silk yang berkilau.
Calvin Klein, Valentino, Yves Saint Laurent, Nicole Miller. Ah! Terlalu banyak
orang-orang hebat yang harus disebutkan satu per satu. Bahkan semua model yang berlenggak-lenggok
di catwalk dengan karya beliau-beliau
hebat tersebut merasa sangat bahagia. Salah seorang Pembuat Karya terkenal Coco
Chanel mengatakan;
“Fashion changes, but style
endures.”
Artinya
setiap orang memiliki their own style and
it is always different each other, actually. Imitasi pun punya perbedaan. Indeed. Meskipun tidak bisa dibantah
fashion mengalami perubahan (selalu) atau sirkulasi perubahan yang berulang,
tapi gaya itu tetap. Tidak bisa dipaksakan.
Ada
juga sebuah quote dari model Polandia, Monika Jagaciak yang mengatakan bahwa:
“Models are canvas! Designer is
Painter! They will be an angel when doing paint in me. I love it.”
Seorang
model tidak akan protes dengan apapun yang akan ia kenakan di panggung, karena
itu merupakan tanggung jawab dan kebanggaan menjadi seorang model yang akan
dipoles dengan cat minyak—yang berupa karya yang akan dikenakan—dengan kuas ajaib
para desainer.
Di
Indonesia, sekolah fashion design sudah tak asing lagi. Salah satu
yang terkenal dengan best quality of INTI
College Indonesia Laureate International University yang menawarkan program
diploma. Bagi yang tertarik, yah meskipun tidak bisa disamakan dengan Central Saint Martins di London,
England, yang well masuknya lewat
seleksi ketat, tes ini dan itu, juga biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit.
Juga Instituto Marangoni di Italy
yang membuktikan dengan dua orang famous
grads, yakni Domenico Dolce dan Franco Moschino.
Baiklah akhiri saja pembicaraan yang semakin meleber kemana-mana. Nikmatilah duniamu wahai para wanita. Beranilah meskipun dalam dunia pria. Pffft <__<
Baiklah akhiri saja pembicaraan yang semakin meleber kemana-mana. Nikmatilah duniamu wahai para wanita. Beranilah meskipun dalam dunia pria. Pffft <__<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar