Dini
hari, tepat pukul 3 pagi aku terbangun. Kemudian mulai melakukan ini dan itu.
Entah mengapa aku menyempatkan untuk menulis ini setelah melakukan ini dan itu
tadi. Dan ternyata aku punya janji untuk bercerita tentang sosok-sosok hebat
yang kutemui sekitar dua minggu yang lalu di Nganget.
Berlanjut
pada cerita kedua. Tentang seorang pria yang berusia lebih dari setengah abad
yaitu, Mbah Mu’in. Mbah Mu’in berusia 67 tahun. Hanya karena jari tangan dan
kakinya sudah tak lengkap maka selesai berkarya, JANGAN. Mbah Mu’in memiliki
usaha sendiri yang begitu mengesankan. Usaha kecil-kecilan katanya, mebel. Tinggal
dirumah sederhana dan bahagia. Beliau bertemu dengan istrinya di rumah sakit
tempatnya dirawat—sama-sama dirawat di rumah sakit yang sama.
Ada
nilai kehidupan yang bisa diambil dari cerita yang disampaikan beliau. Yaitu tidak
ada batas kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik. Begitu juga pada beliau,
dulunya merupakan peminum kelas berat, penjudi kelas atas. Mbah Mu’in bercerita
bahkan kerap keluar-masuk penjara. Masa mudanya sungguh kelam, dan jika
mengingatnya, bergunung-gunung rasa sesal tak akan mengembalikan masa lalu.
Semua itu hanya kenangan dan tinggal cerita. Tidak harus tenggelam dalam
kubangan kelam. Agar tidak terus merasa bersalah dan menyesal pada masa lalu
diri sendiri. Masih ada dan akan tetap ada kesempatan untuk berubah. Karena
masa lalu belum tentu tegak lurus dengan masa depan. Begitu pula dengan mbah Mu’in,
beliau sekarang berubah, karena Tuhan dengan bahagianya memberikan kesempatan
kepada hamba yang meminta. Hamba meminta, Tuhan memberi. Mbah Mu’in sekarang
adalah ahli shalat, rajin ibadah, semata-mata bukan karena pujian sesama hamba,
melainkan beriman kepada sang pemilik kehidupan.
Tapi
alangkah indahnya jika berjalan lurus, dengan tauhid, dengan kepercayaan pada
Tuhan. Dengan senyum merekah di masa lalu dan bahagia selalu di masa depan.
Selalu. Dan tidak perlu Tuhan mengingatkan dengan ujian, dengan cobaan, dan
rintangan besar yang memberatkan. Karena dari awal sudah tertulis dalam kitab
suci bagaimana balasan yang akan dinobatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar