Manusia
terkadang tak sadar atau bahkan sengaja dengan perkataan yang keluar dari mulut
manisnya. Mungkin sudah menjadi kebiasaan? Seperti halnya senyuman. Tersenyum
bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan secara spontan tetapi sudah tertanam. Entahlah
siapa yang mengatakan itu. Begitu pula diriku yang tak mudah tersenyum kepada
orang lain, karena pada dasarnya nggak suka tersenyum. Mungkin karena itu pula
jadi wajahnya ikutan boros daripada umurnya. *tsah*
Tak
menyadari atau terlambat menyadari memang sedikit menjengkelkan, salah sendiri
tidak hati-hati. Sesumbar. Sering kali terlambat menyadari kalimat yang sepuluh
menit tadi, sehari yang lalu, satu tahun yang lalu, adalah kalimat-kalimat
sesumbar. Dan sesumbar bagi sebagian orang dikatakan menjadi motivasi untuk
bergerak. Tapi bagi sebagian lagi, sesumbar menjadi langkah mati, saklek, habis
solar. Sudah koar-koar kanan dan kiri, sudang pasang toa penggembira, ternyata
semuanya gagal, ternyata semuanya tak sesuai. Mending sih menyadari, daripada
keterusan. Yah ini mengingatkan diri saya sendiri untuk tidak terbiasa sesumbar
dan menjaga kalimat yang akan diucapkan untuk dicena baik-baik terlebih dahulu
sebelum tercetus indah, terbawa angin pula. Yakali angin kebahagiaan oke-oke
aja, kalau yang lain—naudzubillah. Semoga kita hamba yang berjalan ijtihad di
jalan rasul selalu mendapat syafaat dari Tuhan saat melakukan khilaf.
Astaghfirullahaladzim.
Begitu banyak ketidaksadaran lain yang terkadang membuat manusia lupa, kemudian menjadi bibit, bakal dendam di hati orang lain, yang justru itu membuat ketidakbahagiaan kerap datang tanpa dinyana. Sesungguhnya tidak baik dan tidak pernah baik menyimpan dendam, karena hati akan menjadi keras dan meluluhkan kasih sayang seorang hamba. Maka wahai hamba maafkanlah salah hamba yang disengaja maupun tidak, baik lisan, sms, telfon, perbuatan atau apapun yang mengganggu ketenangan hati wahai anda, mohon dimaafkan. Meski tak santun memohon kepada yang lain sedang tak pernah memohon ampun pada Sang Maha Memberi ampunan dan maaf, Tuhan semesta alam, Allah SWT. Bersama saling mengingakan, bersama saling belajar, bersama saling berjajar beriringan dalam tauhid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar