9/05/2014

PENGAKUAN


Sudah terlalu jauh. Jaraknya.

Sudah susah menggapai. Keberadaannya.

Bohong jika dia tak ingin menyentuhnya. Tapi tak sanggup.

Bunga yang tak bernama ini malu menyapa bunga Anggrek yang dikelilingi ribuan anggrek yang lain.
Bunga tak bernama ini salah. Dia yang pertama menjauh. Memberi jarak.

Bukan tanpa alasan, karena sudah banyak anggrek yang lain disana. Bunga tak bernama ini merasa tak nyaman.

Hingga akhirnya jarak yang dia berikan menjadi semakin lebar. Dia terhenyak. Membiarkan.
Bukan tak mau berusaha. Bunga tak bernama ini sudah berusaha menyapa.

Bunga tak bernama ini sudah menahan malu. Tapi memang sudah tak sama.

Jika memang tidak bisa, maka dia tidak memaksa.

Jika memang tidak mau maka tidak usah dipaksakan.

Dia mengaku menyesal. Menyesal akan rasa tak nyamannya. Dulu.

Sesama bunga bahkan tak bisa bersama.

Tuhan sengaja menciptakan perbedaan agar mereka bersama. Memberikan tampilan warna yang berbeda. Agar tidak bosan. Tapi rasanya sudah terlambat. Bunga tak bernama ini sudah terlalu nyaman dalam sokongnya.

Pengakuan tak tertulis dinyatakannya padaku. Aku diam. Tak berkomentar. Dia menangis. Mengaku dalam tangis. Bunga tak bernama yang malang. Dia mentragisi dirinya sendiri. Dasar kehidupan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar