Hei, aku bangun…dengan suka cita
Menatap langit setengah gelap di
ujung pelipis
Tersenyum pada sang empunya, dzat
yang maha agung
Hei, aku bangun…dengan semangat baru
Oi, aku temanmu…tanpa dikatakan
Tertawa, bahagia, menangis bersama di
relung biung bumi ini
Berkah dari sang empunya, dzat yang
maha dasyat
Oi, aku temanmu…tanpa mahkota
penyematan
Amboi, pagi yang hambar…di kota
seribu matahari
Aku tertawa menyebutnya berlebihan
Aku lelah dengan hari yang bising
Amboi, pagi yang hambar…di bumi
adakah kedamaian?
Hush, sajak ini menyakiti…jangan
mencobanya
Hati yang tersakiti tak mudah diobati
Maksud menghindari berakhir menguliti
Ah, siapa yang mampu memahami hati…malas
mencobanya
Manusia penggemar sajak, kau yang
disana
Yang mengemban pujian sejati
Sadarlah, bumi ini milik siapa?
Milik sang empunya, dzat yang maha
segalanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar