3/24/2015

Dongeng Patah Hati

Dongeng Patah Hati

“I was blind and heart-broken and didn't want to do anything and Gus burst into my room and shouted, "I have wonderful news!" And I was like, "I don't really want to hear wonderful news right now," and Gus said, "This is wonderful news you want to hear," and I asked him, "Fine, what is it?" and he said, "You are going to live a good and long life filled with great and terrible moments that you cannot even imagine yet!”

Kutipan diatas adalah perbincangan Augustus dengan Issac dalam buku karangan John Green, The Fault in Our Stars, saat Issac putus cinta. Patah hati karena dia akan buta dan tidak bisa mengatakan “forever” kepada pacarnya, dan pacarnya memilih untuk mengakhiri hubungan “(un)forever” itu.

Ya, memang tidak mudah mengatakan “goodbye” dan tidak mudah pula mengatakan “hello”. Tapi mereka adalah orang-orang pilihan yang berani mengambil resiko dengan mengucapkan “goodbye”, karena mereka akan mendapatkan hadiah “hello” yang baru.

Perasaan yang hadir enam tahun ini akhirnya kandas, luruh, runtuh, tak tersisa. Terimakasih untuk berita terkutuk itu yang sudah membangunkanku dari mimpi. Meski sebelumnya (3 tahun lalu) pernah bangun, tapi jatuh dan mimpi lagi. Tapi sekarang kurasa waktu yang paling akhir untuk bangun. Aku tidak akan menoleh padamu, ingin tahu tentangmu, atau mengenai berita apapun tentangmu. Maniak sepertiku tak ingin berterimakasih padamu, karena enam tahun bukanlah waktu yang singkat. Karena toh semuanya akan berakhir, akan selalu ada akhir. Semua adalah kesalahanku, karena mempercayai perkataan tipu-tipu yang keluar dari mulutmu. Meski bukan waktu yang singkat, aku sangat yakin, tidak ada rasa yang tertinggal di benakku.

“Love isn’t about existence. Love is when you can freely loving what you love. And I don’t believe that kind of love” –Anon, 2015-

“It isn’t about time. It’s all about your bluffing all this time in front of people who really love you no matter what. But you broke it at the very right time. It was broken.” –Anon, 2015-

Kita semua mengharapkan masing-masing kalian bahagia. Tapi bukan menjilati ludah sendiri sepertimu. Cukup tahu saja kamu tidak cukup baik untuk nya. Kamu tidak cukup pintar untuk sarjana Filsafat sepertinya. Dia berhak mendapatkan yang lebih baik, pintar, dan bertanggung jawab, ketimbang kamu. Yang berbicara dusta di media, hidup dalam drama, menyiksa perasaan, bersikukuh ingin membodohi waktu, tolonglah kamu segera bicara jika bukan pengecut. Sudah jelas semuanya, yang kamu katakan selama beberapa tahun ini hanya untuk kebaikan pamormu.

Ya, kita memang bermimpi, berharap. Karena memang mimpi memberi harapan, bukan kepastian. Dan kita terlukai oleh mimpi, luka hadir untuk dirasakan. And we need healer. We’ll recovery very soon. Our new live is beginning. Our new sheet is coming. Brand new us.

“Daf, semangat ya.”

“Thanks kak. Aku bersyukur bertemu keluarga baru yang selalu mendukung satu sama lain saat sedang terpuruk seperti ini.”

“Mereka mempertemukan kita, daf. Menyatukan kita. Mengijinkan air mata kita menetes. Mengijinkan senyum kita merekah. Dia mengakhiri semua. Kita tidak akan berakhir. Hanya mimpi bodoh itu saja yang kita akhiri.”

“Iya kak. Dia ternyata cukup ahli untuk hidup dalam dramanya. Tidak cukup berani untuk bicara. Tidak cukup lantang untuk mengiayakan. Ingat sebelumnya?”

“Mm-Hm. Ramadhan yang pilu bukan?”

“Hmm. I just want to laugh out loud. He isn’t interesting and catchy anymore.”

“Ha ha ha, pathetic. Just forget about him. Life is must go on, dear. Cheerful, and see you. I miss you. Let’s spend holiday someday.”

“Sure, we will.”

Ya rasanya sakit. Kalian yang sudah pernah merasakan patah hati, pasti mengerti apa yang sedang kurasakan. Saat tanpa sengaja mengingat sesuatu tentangnya, spontan air mata tumpah. Itu tidak diperintah. Hati bergemuruh. Keringat dingin membuat kesal. Hari-hari rasanya sesak dan membosankan. Tapi, bukan orang bijak yang terjebak dalam patah hati. Bangkitlah ambil dompet dan belilah kitab suci. Baca, rasanya itu lebih indah daripada larut dalam kesedihan yang tidak penting. Toh dengan patah hati, aku bisa lebih menghargai hatiku untuk tidak serta merta dengan mudahnya masuk ke mulut kadal bunting. Ingatlah bahwa nafas yang selalu kalian hirup adalah dari Tuhan. Patah hati karena manusia aja sakit, bagaimana jika patah hati karena jauh dari Tuhan. Pikirkan baik-baik.


Dongeng patah hati untuk yang tersakiti. Selalu ada makna dibalik peristiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar