"No one ever gets tired of loving. They just get tired of waiting, assuming, hearing lies, saying sorry and hurting" -Frank Ocean-
Sudah
satu windu setelah hari itu. Hari yang sangat tidak luar biasa. Kuharap aku
bisa melupakan hari yang tidak bersejarah itu. Hari yang tidak memberiku
manfaat apapun. Tapi apa? Aku justru terus mengingat dan hapal setiap menit
atau bahkan detik segala hal yang terjadi pada hari itu. Masa lalu. Akhir
hubunganku dengannya.
Sekarang.
Terkadang aku berpikir untuk tahu bagaimana masa depan. Ah perempuan memang
suka naïf. Di masa sekarang dimana aku sudah setengah hati melupakan perasaan
yang dulu pernah ada (sepertinya sekarang juga—sisanya), dia datang. Untuk apa?
Entahlah. Mungkin aku terlalu lelah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
berkeliaran di kepalaku. Andaikan perasaan itu seperti siklus hidrolistik.
Sayangnya tidak.
“Seli.
. .” Aku menatap matanya yang sayu dan penuh rasa bersalah.
“Ya?”
Aku memberikan senyum terbaikku meski aku jarang melakukannya.
“Maafkan
aku yang melukaimu. Mungkin aku tidak bisa mempertahankan hubungan kita.” Dia
mengatakan kalimat yang meyakinkan itu dalam keraguan. Pikirku naïf.
“Apa
Ram?” Aku mencoba memastikan bahwa Ramdan tidak sedang mabuk. Ya, dia tidak
minum minuman keras. Kuharap pada saat itu dia sedang tidak kerasukan. Tidak.
Itu siang bolong. Kuharap pada saat itu aku tidak berada disana.
“Maafkan
aku, Sel. Aku berharap kita tetap bisa jadi teman baik nantinya?” Apa telingaku
tidak salah dengar dia mengatakan itu?
‘That
was a fuck kitty shitty holy shit words ever.’ Teman baik katanya.
Setelah
hari itu, aku mengabaikan hari-hariku tanpanya. Hatiku masih sakit. Sakit?
Entahlah perasaan yang tidak biasa. Seperti dikhianati perasaan yang dikatakan
jatuh cinta? Perasaan yang katanya fitrah itu tidak toh selalu berakhir manis.
Permen saja rasanya macam-macam. Yakali perasaan juga punya. Aku merasa
bersalah pada hari-hariku.
Setelah
mencoba berdamai dengan sakit hatiku. Aku berusaha berpura-pura menjalani hari-hariku dengan baik. Bahkan
hingga lupa aku hidup dalam kepura-puraan atau keikhlasan. Aku sudah membaik
dibandingkan awal akhir itu. Sekarang, aku sudah sangat baik. Aku sempat berpikir untuk menutup rapat hatiku. Tapi aku tahu itu bukan pilihan yang
tepat karena aku selalu penasaran dan membuka kecil celah di lapisan luarnya.
Mencoba menerima tawaran, bahkan sempat mencari.
Aku
lelah terbayang masa lalu. Aku bohong jika mengatakan aku sudah melupakannya.
Meski aku bersikukuh aku sudah memalingkan wajahku, tapi dengan tanpa
bersalahnya dia datang (lagi), kemudian pergi, dan kembali. Ya, aku sudah
memaafkannya. Maksudku mencoba memaafkan dan tidak menganggap dia bersalah. Lalu
siapa yang salah? Tidak ada perasaan cinta, sayang, suka, yang sesungguhnya
jika mereka menghakimi. Karena perasaan tidak bisa dipaksa. Jika aku memaksa
untuk merasa baik-baik saja, maka aku perlu kekuatan lebih dan waktu lebih.
Seperti halnya jika aku memaksa diriku untuk menemukan yang baru dan. Hanya
saja, aku berharap dia tidak datang-datang lagi. Datang dan pergi sesuka hati.
Mungkin karena aku juga yang membukakan pintu.
Tidak
semudah itu kata maaf menyelesaikan masalah. Ada banyak maksud dibalik kata.
Begitu pula dengan gambar. Ada begitu banyak makna didalamnya. Seperti halnya
simbol. Ada begitu banyak cerita dibalik sejarah yang belum terungkap. Itulah
perasaan manusia. Perempuan. Yang suka menyembunyikan perasaan.
Baiklah.
Hatiku lelah. Carikan aku yang baru. Yang menerima aku apa adanya. Yang rela
menungguku saat bersiap untuk jamuan makan. Yang meluangkan waktunya untuk
mendengarkan ceritaku, bukan yang hanya ingin berbagi cerita padaku. Yang
menuntunku berkalung iman dan kebahagiaan. Yang ikhlas mencintaiku. Yang sudah
dituliskan-Nya untukku.
Aku
bukan tempat sampah. Jangan jadikan aku tempatmu mengumbar isi hatimu. Aku juga
punya perasaan. Ya.
Duh maaf tikkk,,,,,itu naluriah banget nyebutnya. Kudunya yakeleus...
BalasHapusHati ini lelah dengan yang lalu, dan belum mau menerima yang baru (?) *plak
BalasHapusWkakakaka sekakmat! Judul yang lebih specta tuh. Gatel banget berasa cowok cuma satu. *plak :/
BalasHapus