3/14/2015

Hati ini Lelah dengan yang Lalu. Tak bisakah Kau Carikan Aku yang Baru?

"No one ever gets tired of loving. They just get tired of waiting, assuming, hearing lies, saying sorry and hurting" -Frank Ocean-
Sudah satu windu setelah hari itu. Hari yang sangat tidak luar biasa. Kuharap aku bisa melupakan hari yang tidak bersejarah itu. Hari yang tidak memberiku manfaat apapun. Tapi apa? Aku justru terus mengingat dan hapal setiap menit atau bahkan detik segala hal yang terjadi pada hari itu. Masa lalu. Akhir hubunganku dengannya.

Sekarang. Terkadang aku berpikir untuk tahu bagaimana masa depan. Ah perempuan memang suka naïf. Di masa sekarang dimana aku sudah setengah hati melupakan perasaan yang dulu pernah ada (sepertinya sekarang juga—sisanya), dia datang. Untuk apa? Entahlah. Mungkin aku terlalu lelah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkeliaran di kepalaku. Andaikan perasaan itu seperti siklus hidrolistik. Sayangnya tidak.

“Seli. . .” Aku menatap matanya yang sayu dan penuh rasa bersalah.

“Ya?” Aku memberikan senyum terbaikku meski aku jarang melakukannya.

“Maafkan aku yang melukaimu. Mungkin aku tidak bisa mempertahankan hubungan kita.” Dia mengatakan kalimat yang meyakinkan itu dalam keraguan. Pikirku naïf.

“Apa Ram?” Aku mencoba memastikan bahwa Ramdan tidak sedang mabuk. Ya, dia tidak minum minuman keras. Kuharap pada saat itu dia sedang tidak kerasukan. Tidak. Itu siang bolong. Kuharap pada saat itu aku tidak berada disana.

“Maafkan aku, Sel. Aku berharap kita tetap bisa jadi teman baik nantinya?” Apa telingaku tidak salah dengar dia mengatakan itu?

‘That was a fuck kitty shitty holy shit words ever.’ Teman baik katanya.

Setelah hari itu, aku mengabaikan hari-hariku tanpanya. Hatiku masih sakit. Sakit? Entahlah perasaan yang tidak biasa. Seperti dikhianati perasaan yang dikatakan jatuh cinta? Perasaan yang katanya fitrah itu tidak toh selalu berakhir manis. Permen saja rasanya macam-macam. Yakali perasaan juga punya. Aku merasa bersalah pada hari-hariku.

Setelah mencoba berdamai dengan sakit hatiku. Aku berusaha berpura-pura  menjalani hari-hariku dengan baik. Bahkan hingga lupa aku hidup dalam kepura-puraan atau keikhlasan. Aku sudah membaik dibandingkan awal akhir itu. Sekarang, aku sudah sangat baik. Aku sempat berpikir untuk menutup rapat hatiku. Tapi aku tahu itu bukan pilihan yang tepat karena aku selalu penasaran dan membuka kecil celah di lapisan luarnya. Mencoba menerima tawaran, bahkan sempat mencari.

Aku lelah terbayang masa lalu. Aku bohong jika mengatakan aku sudah melupakannya. Meski aku bersikukuh aku sudah memalingkan wajahku, tapi dengan tanpa bersalahnya dia datang (lagi), kemudian pergi, dan kembali. Ya, aku sudah memaafkannya. Maksudku mencoba memaafkan dan tidak menganggap dia bersalah. Lalu siapa yang salah? Tidak ada perasaan cinta, sayang, suka, yang sesungguhnya jika mereka menghakimi. Karena perasaan tidak bisa dipaksa. Jika aku memaksa untuk merasa baik-baik saja, maka aku perlu kekuatan lebih dan waktu lebih. Seperti halnya jika aku memaksa diriku untuk menemukan yang baru dan. Hanya saja, aku berharap dia tidak datang-datang lagi. Datang dan pergi sesuka hati. Mungkin karena aku juga yang membukakan pintu.

Tidak semudah itu kata maaf menyelesaikan masalah. Ada banyak maksud dibalik kata. Begitu pula dengan gambar. Ada begitu banyak makna didalamnya. Seperti halnya simbol. Ada begitu banyak cerita dibalik sejarah yang belum terungkap. Itulah perasaan manusia. Perempuan. Yang suka menyembunyikan perasaan.

Baiklah. Hatiku lelah. Carikan aku yang baru. Yang menerima aku apa adanya. Yang rela menungguku saat bersiap untuk jamuan makan. Yang meluangkan waktunya untuk mendengarkan ceritaku, bukan yang hanya ingin berbagi cerita padaku. Yang menuntunku berkalung iman dan kebahagiaan. Yang ikhlas mencintaiku. Yang sudah dituliskan-Nya untukku.

Aku bukan tempat sampah. Jangan jadikan aku tempatmu mengumbar isi hatimu. Aku juga punya perasaan. Ya.




3 komentar:

  1. Duh maaf tikkk,,,,,itu naluriah banget nyebutnya. Kudunya yakeleus...

    BalasHapus
  2. Hati ini lelah dengan yang lalu, dan belum mau menerima yang baru (?) *plak

    BalasHapus
  3. Wkakakaka sekakmat! Judul yang lebih specta tuh. Gatel banget berasa cowok cuma satu. *plak :/

    BalasHapus