4/12/2015

Surat Cinta

Untuk Kesayangan Ibu

Aku tidak tahu harus menuliskan apa untuk anak kesayanganku, Pelangi. Terlalu banyak pikiran yang berkecamuk dalam kepalaku. Nama gadisku bagus kan? Meski pelangi hanya disersi, tidak jelas mana batasnya—aku akan berusaha memberinya pengertian akan batas itu, semampuku. Meski tidak lama singgah—pelangi, kuharap dia bisa memberi kebahagiaan dan menabur senyum. Bismillah, untuk anakku. Gadis dua belas tahunku. Gadis yang suka dibacakan cerita, sejarah, peperangan, dan hari akhir. Putri cantikku.

“Hai, sayang. Bagaimana tidurmu? Maafkan Ibu tidak membacakan cerita untukmu, karena ibu pulang kemalaman dan kamu sudah tidur. Ibu masak sesuatu untuk kamu. Turunlah setelah membacanya.

Pelangi, kamu jangan bosan untuk selalu bersyukur ya, untuk semua yang kamu miliki. Semua yang ada di kamu hanya sementara—indera, kecantikan, maupun Ibu—semua titipan. Jaga dengan baik ya, sayang.

Niatkan segala apa yang ingin kamu lakukan dengan baik. Sesungguhnya niat yang baik untuk hasil yang baik. Ingat saat kamu berlatih renang kemarin, ibu memaksa kamu berenang dari satu sisi ke sisi lain berulang kali untuk apa? Agar kamu kuat. Kuat dengan sisi kehidupan satu dan yang lain. Kamu akan hidup dengan banyak orang sayang, kamu akan bertemu banyak orang, kamu harus kuat.

Sayang, jadilah perempuan muslimah yang apa adanya—tanpa dusta. Yakini setiap manusia punya kelebihannya.

Kamu istimewa pelangi. Kenapa? Karena kamu punya banyak warna, tidak peduli kamu suka dongeng putri dan pangeran, tak masalah kamu suka kisah sejarah dewa ares atau apapun tentang romawi, kamu terlebih menghargai perjuangan para sahabat memperjuangkan agama. Selalu ada cerita dibalik sejarah, dan ada makna dibalik rahasia. 

Tumbuhlah dengan penuh kasih sayang. Ibu bersedia menjadi tempatmu berbagi cerita, berbagi semuanya. Ibu ada untuk kamu. Pelangi dengan senang hati akan datang ibu jika ingin.

Text mom ya, when you need something but mom isn’t around.

Pelangi tahu siklus hidrolisis kan? Hidup kita seperti itu sayang. Terus berputar. Ada siang malam. Ada hujan maupun panas. Dan akan berakhir pada muara. Air menguap, menjadi mendung, hujan, meresap, mengalir, ke sungai, dibawa ke muara, laut adalah tujunya. Tapi sayang, jangan jadi air laut ya. Dia pasang surut, tidak menghilangkan dahaga, asin, bisa pula menjadi badai. Jadilah air sungai yang bisa menghilangkan dahaga, dia tenang mengalir, sesekali terjal permukaan, sesekali menerabas tapi berusaha tidak melukai. Jika tidak bisa memberi petuah baik maka lebih baik diam.

Ah, tepatilah janjimu. Jangan pernah bersumpah selain pada-Nya.

Jangan merasa lebih tinggi ya. Langit tahu dia tinggi, tapi dia diam.

Tuntutlah ilmu dimanapun kamu berada. “You’ll look uncool if you aren’t interesting in study”

Bertemanlah dengan niat untuk silaturahmi.

Jika kamu punya masalah, selesaikanlah. Jika kamu merasa butuh pegangan, datanglah pada ibu.

Kamu pasti akan tumbuh dewasa, berkawan, asyik dengan mereka. Maka tak usah membandingkan kamu dengan orang lain, hidup bukan ajang perbandingan besar kecil, lebih baik atau lebih tinggi, bukan pula perlombaan, sayang. Hidup adalah perjalanan yang sedang kamu jalani. Perjalanan sekali.

Oh ya, jangan makan junk food. Ingat, tubuh kamu hanya satu, kamu tidak akan mendapatkan lebih. Makanlah sesuatu yang menyehatkan, hidup sehat lebih indah. Saat kamu sehat, kamu akan menjalani hidup ini tanpa beban mengingat obat mana yang harus diminum, sudah minum obat atau belum. Percaya pada ibu, itu mengerikan.

Apakah Pelangi tahu jika ibu selalu merasa bersalah padamu? Ibu terlalu asyik dan terkadang tidak ada disamping pelangi saat sedang mengerjakan tugas, saat ibu harus bekerja. Tapi, ibu yang sendiri ini sangat mencintai kamu, tidak usah tanya lagi sebesar apa. Mungkin dengan begitu, suatu saat Pelangi tidak terkejut ketika ibu tiba-tiba harus pergi dan meninggalkan kamu.

Mungkin Pelangi pernah sebal pada ibu yang suka bangunin pagi-pagi untuk sholat doa rakaat padahal sedang nyenyaknya tidur.

Mungkin kamu ingin menutup telinga saat ibu mengomentari hasil ujianmu dan mulai marah.

Mungkin kamu lelah dengan ibu.

Tapi sayang, ibu tidak pernah lelah dengan kamu. Maafkan ibu ya, itu karena ibu sangat mencintai kamu. Tidak ingin kamu terluka. Itu semua karena rasa khawatir ibu, dan ibu akan selalu mencintai kamu, no matter what.

Sayang, pada suatu saat nanti kamu tidak akan berpikir banyak tentang ibu. Ada seseorang yang akan memenuhi pikiranmu sepanjang waktu, maka jangan pernah tinggalkan ibadahmu. Tidak apa-apa, ibu akan sangat bahagia, dan selalu disini untuk kamu. Berbagi cerita dan segala macam yang ingin kamu ceritakan pada ibu. Pada saat itu, kamu tidak akan mendengarkan cerita dongeng setiap hendak tidur. Karena ibu lah yang justru sibuk menanti kepingan-kepingan cerita dari kehidupanmu yang baru. Ibu tidak akan putus mendoakan kamu. Bahagialah. Sukseslah. Raih cita-citamu.

Sekarang usap air matamu, turunlah. Kita sarapan. Selamat datang di pagi yang cerah ini. Ibu sayang Pelangi.”

Sekian yang bisa kutuliskan untuk anak kesayanganku. Semoga aku selalu sehat untuk bahagia bersama putri terkasihku. Meski sendiri, aku harus kuat untuk terus menemaninya. Memberinya batas yang jelas mengenai disersi pelangi. :)

#WritingChallenge #2

4 komentar:

  1. kenapa sendiri? Bapak Pelangi belum pulang? ataukah terlebih dahulu 'pulang'?

    BalasHapus
    Balasan
    1. -_- kebetulan yang tinggal dirumah pas nulis cuma ada aku sama Pelangi. =)

      Hapus
  2. Kok jadi mayka yang sedih sih, jangan-jangan mayka anakmu? *apa*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pelangi? Ternyata anak masa depanku sudah lahir? -_-

      Hapus