“Secerdik apa pula manusia
merencanakan, tetap garis Tuhan yang paling lurus.”
Aku ingin tertawa. Tanpa sanggahan dan tatapan sinis dari kalian
yang tak suka.
Aku ingin diam. Tanpa kau berpura peduli dan basa-basi.
Aku ingin merasakan. Ingin kuhidu dengan pasti.
Aku lapar. Aku makan dengan piring tanpa gambar.
Aku haus. Aku minum dari botol kemasan paling laris di seantero
negeri.
Aku ingin pulang. Tanpa sepucuk surat dan sebaket bunga kesukaan
mama.
Tapi apa daya, rencana Tuhan siapa yang tahu juga. Rencana Tuhan
memang yang paling adil. Indahnya Tuhan memang yang paling indah. Skenario
Tuhan memang yang paling hebat, meski terkadang susah kumengerti.
Mungkin belum saatnya aku pulang.
Ada banyak alasan dibalik mengapa. Ada begitu banyak ketidak
tahuan dibalik jawaban ‘aku mengerti’. Sebesar apa keinginan pulang jika Tuhan
tidak berikan ijinnya, maka menanti bukan pilihan yang paling buruk. Karena
pasti akan pulang. Garis Tuhan akan memulangkanku. Pulang ke rumah. Tempat
dimana hati-hati merindu akan kembali. Meringkuk di pangkuan pintu rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar