12/29/2015

December, 29-2015

Panggil dia, Bel.

Kali ini aku ingin bercerita tentang sahabat baikku yang sudah lama tidak kujumpai. Dia kukenal sekitar lima tahun yang lalu. Di penghujung musim hujan yang hangat.

Waktu itu dia sedang mengantri obat di salah satu tempat praktik dokter internis dekat rumahku sedangkan aku baru datang dan mengambil nomor antrian. Sungguh padat. Kursi yang tersisa adalah di depan kasir apotek, tepat disebelahnya. Kemudian aku duduk.

Perbincangan awal yang amat basa-basi. Ternyata kita di dokter yang sama. Kemudian kita gosipin dokternya. Mulai dari situ kita menjadi teman. Hanya sekedar teman gosipan.

Hari itu, Aku iseng mengiriminya pesan pendek.

---
Hai, Bel. Apa kabarmu?
---

---
Astaga Daaaaf, kamu masih hidup? I’m super duper in a good mood. But I’m not in a good health. *sad
---

---
What’s wrong? Is it the old one?
---

---
No. This is actually new! Hep-B.
---

---
OMG!
---

---
Maafin ya buat kamu khawatir. Habis, aku tidak berani cerita ke orang tua. Aku takut membuat mereka sedih.
---

---
Kamu takut membuat mereka sedih atau akan membuat mereka kecewa terhadap diri mereka seumur hidup jika baru mengetahuinya nanti setelah kamu pergi tiba-tiba dari hidup mereka?
---

---
Ini berat. Aku tidak berani.
---

---
Siapa yang mau sakit? Tidak ada, Bel. Health is super expensive. Even you can’t buy it with money, no matter how much it is.
---
.

Selalu. Jika berbincang dengannya. Isinya adalah kesakitan yang tiada henti.

Dia tidak mengeluh. Dengan dia merasakan semua kesakitan itu, semakin dia menghargai hari-hari yang dilaluinya. Tak seharipun dilewatkannya untuk bersyukur. Memuja karunia Tuhan. Nikmat dan Rahmat yang diberikan padanya. Dzat yang maha segalanya.

Terkadang seseorang perlu jatuh untuk merasakan sakit. Kadang mereka mesti diberi tahu bagaimana rasa sakit agar bersyukur betapa berharganya kata sehat. Terkadang harus terlanjur basah terlebih dahulu untuk meloncat ke dalam kolam. Terkadang harus dikejar agar segan berlari.


*nb: nama dan aku bukanlah aku yang sebenarnya*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar