1/15/2016

YOU

Daf, 01-14-2016
You

Kamu selalu bertanya alasanku memilihmu. Dan aku selalu tidak bisa mengatakannya. Disaat aku melihatmu, aku melihat cinta. Saat kamu menyentuh tanganku, aku merasakan cinta.

Kamu selalu bertanya perasaanku ketika bersamamu. Dan aku selalu tidak bisa mengatakannya. Disaat aku bersamamu, aku tidak peduli dengan yang lain. Saat kamu merangkul pundakku, aku memiliki duniaku.

Kamu tidak pernah marah karena aku tidak mengatakannya.

“Banyak pertanyaan yang tidak butuh jawaban.” Katamu.

“Banyak jawaban dari pertanyaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.” Katamu.

“Perasaan bukan dibukukan dengan tulisan, tapi dibuktikan dengan perbuatan.” Katamu.

Kamu tidak pernah menarikku untuk sejajar denganmu. Aku pun tidak berlari untuk menyamakan langkah. Karena kita selalu berjalan beriringan.

Aku bukan meja tiga kaki tanpamu. Kamu pun bukan kursi tiga kaki tanpaku. Kita adalah bola yang menggelinding dan saling menguatkan.

Aku hanya tidak bisa mengatakannya.

Dan kamu selalu saja bertanya. Meski kutahu kamu tidak menunggu jawabannya.

Kamu tidak pernah membuatku menunggu. Karena aku yang memutuskan datang lebih awal. Aku tidak sengaja membuatmu menunggu, tapi kamu datang lebih dulu.

Lalu jika kamu bertanya apa alasanku memilihmu, maka jawabannya adalah karena. Karena itu Kamu.

“I don’t know how to say it. . . but all I know is You. Look how we’ve made it this whole time! We’re still going strong. You just fulfill the words of promise you’ve made. You never broke it. And I’ll always be honest, as I have been since the first day we met.”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar