Daf, 01-14-2016
You
Kamu selalu bertanya alasanku memilihmu. Dan aku selalu tidak
bisa mengatakannya. Disaat aku melihatmu, aku melihat cinta. Saat kamu
menyentuh tanganku, aku merasakan cinta.
Kamu selalu bertanya perasaanku ketika bersamamu. Dan aku selalu
tidak bisa mengatakannya. Disaat aku bersamamu, aku tidak peduli dengan yang
lain. Saat kamu merangkul pundakku, aku memiliki duniaku.
Kamu tidak pernah marah karena aku tidak mengatakannya.
“Banyak pertanyaan yang tidak butuh jawaban.” Katamu.
“Banyak jawaban dari pertanyaan yang tidak bisa dijelaskan
dengan kata-kata.” Katamu.
“Perasaan bukan dibukukan dengan tulisan, tapi dibuktikan dengan
perbuatan.” Katamu.
Kamu tidak pernah menarikku untuk sejajar denganmu. Aku pun
tidak berlari untuk menyamakan langkah. Karena kita selalu berjalan beriringan.
Aku bukan meja tiga kaki tanpamu. Kamu pun bukan kursi tiga kaki
tanpaku. Kita adalah bola yang menggelinding dan saling menguatkan.
Aku hanya tidak bisa mengatakannya.
Dan kamu selalu saja bertanya. Meski kutahu kamu tidak menunggu
jawabannya.
Kamu tidak pernah membuatku menunggu. Karena aku yang memutuskan
datang lebih awal. Aku tidak sengaja membuatmu menunggu, tapi kamu datang lebih
dulu.
Lalu jika kamu bertanya apa alasanku memilihmu, maka jawabannya
adalah karena. Karena itu Kamu.
“I don’t know how to say it.
. . but all I know is You. Look how we’ve made it this whole time! We’re still
going strong. You just fulfill the words of promise you’ve made. You never
broke it. And I’ll always be honest, as I have been since the first day we met.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar