5/14/2016

May

Teman

It all comes down to the one person you look for in a crowded room

Saya sering kali menanyakan kembali sebenarnya siapa itu teman? Seperti apa itu?

Apakah mereka yang tahu nama, tanggal lahirmu, alamat rumah, nomor ponsel?

Apakah mereka yang suka pergi makan denganmu ketika lapar?

Apakah mereka yang suka mencarimu untuk mengerjakan sesuatu?

Apakah mereka yang selalu menanyakan kabarmu?

Apakah mereka yang hanya datang saat butuh?

Apakah mereka yang begitu baik kepadamu dan menyetujui apa maumu?

Apakah mereka yang menasehatimu ketika salah dan memeluk pundakmu saat pilu?

Apakah mereka yang bercanda denganmu?

Apakah mereka yang memberitahu dan bercerita banyak hal dengamu?

Apakah mereka yang menceritakan ceritanya dan mendengarkan ceritamu?

Apakah mereka yang menyukai kegiatan “take” dan “give”?

Dengan begitu banyak ‘apakah’ diatas, Saya mencoba berbicara pada cermin, menanyakan satu dan lain hal.

“Apakah kamu cukup baik untuk mendapat teman yang baik?”

“Apakah kamu cukup baik menjadi pendengar jika kamu ingin didengar?”

“Apakah kamu cukup jujur untuk menjaga cerita orang lain?”

Sehingga kerap kali Saya menanyai diri sendiri tentang seperti apa itu teman yang baik.


Teman yang baik adalah mereka yang melihatmu sebagai sesama hamba. Yang berkenan jalan beriringan. Yang bisa menjaga rahasia temannya. Menjadi pendengar dan pemerhati yang baik. Tidak takut menasehatimu saat salah. Dan memelukmu saat pilu. Yang menarikmu di kerumunan manusia lain. Yang menyelamatkanmu dari lautan manusia yang mengekang.